tanggungjawab seorang anak terhadap ibubapanya adalah seperti berikut:
1. Sentiasa taat dan patuh terhadap suruhan /ajaran ibubapa. Sesuai dengan perintah Allah swt supaya pertama-tamanya beribadat kepadaNya dan selepas itu taat kepada kedua ibubapa.
2. Hendaklah bercakap dengan lemah lembut dan suara yang rendah ketika bertutur dengan ibubapa. Jangan sekali-kali membantah dan mengherdik mereka dengan apa jua perkataan kerana perbuatan itu ditegah Allah SWT .
3. Sentiasa hormat dan kasih sayang kepada kedua ibubapa.
4. Jangan sekali-kali menderhaka kepada mereka, kerana derhaka kepada kedua ibubapa adalah suatu dosa besar. Anak yang tidak mendapat keredhaan ibubapnya akan tidak mendapat keredhaan Allah dan ibadatnya tidak diterima Allah swt.
5. Sentiasalah mendoakan dan meminta keampunan untuk mereka, sama ada mereka masih hidup atau setelah mereka meninggal dunia dengan berdoa’
” Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa kedua ibubapaku, rahmatilah kedua-duanya sebagaimana mereka memeliharaku pada waktu kecil”
6. Hendaklah memanggil ibubapa dengan panggilan yang disenangi mereka.
7. Gembirakanlah hati ibubapa dengan menolong kerja rumah di samping melayani dengan penuh kasih sayang (jika tinggal bersama) atau dengan memberikan apa juga bantuan mengikut keperluan yang dihadapi semasa menghadapi saki baki hidupnya.
8. Ucapkan salam dan pohon kemaafan kepada ibu bapa ketika bertemu dan berpisah dengan mereka, kerana mungkin salah seorang darinya (anak atau ibu dan bapa) akan meninggalkan dunia yang fana ini tanpa dijangka.
9. Muliakan sahabat-sahabat ibubapa, hubungkan tali silaturrahim dengan keluarga dan sahabt-sahabat mereka.
10. Apabila mereka sudah lanjut umur (tua) dan uzur, hendaklah dipenuhi segala keperluan mereka. Selalu menziarahi mereka kerana dengan ini boleh menghibur dan mentetenteramkannya, sebagai melahirkan kesyukuran kepada Allah terhadap jasabakti yang telah dapat dinikmati.
11. Apabila ibubapa meninggal dunia, anak hendaklah membanyakkan berdoa untuk keselamatan dan mendapat rahmat dari Allah, banyakkan bersedekah dan membacakan ayat-suci Al Quran untuk dihadiahkan pahalanya kepada mereka. Semua kebajikan yang dilakukan akan diterima berterusan pahalanya untuk mereka di sisi Allah swt. Inilah satu kaedah yang berterusaa yang menghubungkan antara anak dan ibubapa walaupun jasad mereka tidak ada lagi.

PENYEBAB KEGELISAHAN

Posted: June 3, 2011 in curhatan

Dalam pandangan beliau kesempitan dan kegelisahan itu dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu:
1. Sebab dosa yang diperbuat oleh seorang hamba
Apabila Anda mengalami kondisi semacam itu, Anda harus menghadapinya dengan ilmu, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Swt. kepada Anda. Yakni, ketika seseorang berbuat dosa, maka harus segera bertaubat, memohon ampun kepada Allah dengan sungguh-sungguh, mencabut kesalahan dan dosanya itu dengan janji tidak akan mengulanginya lagi.
2. Sebab kehilangan atau berkurangnya harta dan persoalan kehidupan lainnya
Sedangkan mengenai urusan dunia Anda yang hilang atau berkurang, maka Anda harus menyerahkannya kepada Allah dan ridha dengan pembagian yang telah ditetapkan oleh Allah swt.
3. Karena seseorang dizalimi oleh orang lain baik mengenai harta, keselamatan jiwa dan pencemaran harga diri atau kehormatannya
Adapun dalam hal kezaliman yang menimpa Anda, maka Anda harus bersabar dan berusaha tahan dalam menerima yang tidak menyenangkan, seraya terus berusaha mencari akar permasalahannya dan menyelesaikannya secara arif dan bijaksana. Hindarkan diri Anda dari berbuat kezaliman yang sama, agar Anda tidak terkena dua kezaliman, yaitu kezaliman dari orang lain dan kezaliman dari diri Anda sendiri. Jika Anda mampu bersabar dan tidak menghadapi kezaliman itu dengan kezaliman pula, maka Anda akan mendapatkan anugerah besar berupa kelapangan dada, sehingga Anda tidak keberatan untuk memberikan pengampunan. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah swt. Cahaya kesabaran Anda itu akan merefleksikan sinar yang menerangi dan menyadarkan orang yang berlaku zalim kepada Anda. Ini, merupakan anugerah besar bagi Anda, sehingga Anda termasuk dalam derajat orang-orang yang baik dan benar (para siddiqin). Bertawakallah kepada Allah, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal dan berserah diri kepada-Nya.
Sedangkan apabila Anda ditimpa kesempitan, kesulitan dan kesusahan, sementara Anda tidak mengetahui penyebabnya, maka kedatangan kesempitan dan kegelisahan itu, bagaikan kedatangan siang dan malam, maka Anda harus menghadapinya dengan tenang dan tidak panik.
Tenang dalam hal ini ada tiga macam, yaitu:
1. Tenang, dengan tidak mengucapkan perkataan yang tidak berkenan
2 . Tenang dari gerak dan sikap
3. Tenang dari iradah (kekuasaan) untuk mengusirnya
Jika Anda dapat menghadapinya dengan begitu, maka dalam waktu dekat, kegelapan malam itu akan berganti dengan terbitnya matahari di pagi hari, atau segera muncul bintang yang bisa menerangi Anda, muncul rembulan yang menyinari kegulitaan malam. Bintang yang dimaksud adalah ilmu, rembulan ketauhidan dan matahari kema’rifatan.

Manusia dan Kematian

Posted: June 3, 2011 in rangkuman

Dalam hidup ini semua orang pasti akan mati, entah bagaimana caranya atau seperti apa matinya. Dan setiap orang pasti akan merasakan kematian, walaupun arti “merasakan” itu tidak sama dengan yang dipersepsi oleh orang yang hidup. Kematian adalah salah satu bagian dari kehidupan yang pasti dijalani, sama seperti kelahiran. Bedanya adalah yang pertama menandai akhir dari suatu kehidupan sedangkan yang terakhir menandai awal dari suatu kehidupan. Kelahiran dan kematian bisa diandaikan seperti ujung dari seutas tali yang bernama kehidupan, berbeda titik tetapi terentang sepanjang usia. Dan di tengahnya itulah kehidupan yang ada dan berada.

Kematian adalah suatu misteri. Banyak yang tidak tahu seperti apa dunia sesudah kematian. Tapi banyak juga yang percaya bahwa ada “kehidupan lain”setelah kematian. Banyak juga yang percaya bahwa kematian adalah akhir dari segalanya dan akhir dari eksistensi seseorang, dan setelah itu yang ada adalah ketiadaan. Banyak juga yang percaya bahwa kematian adalah awal dari suatu kehidupan baru dalam suatu bentuk siklus. Apapun kepercayaan yang dianut, tak ada seorang pun yang tahu seperti apa situasi dan kondisi sesudah kematian. Banyak yang mengandaikannya sebagai suatu kondisi “ketiadaan”, bahwa sebuah kematian adalah awal dari suatu ketiadaan, bertentangan dengan kelahiran yang dianggap sebagai awal dari suatu ketiadaan. Materialistik ? Memang benar, tetapi setidaknya itu yang sampai saat ini kita ketahui dengan “common sense” kita sebagai manusia. Dan sisanya adalah kepercayaan.

Bagi orang-orang tertentu, kematian haruslah dihadapi dengan suatu persiapan agar bisa memasuki suatu dunia lain dengan damai. Kematian, bagi mereka, adalah suatu istirahat terakhir dalam damai. Itulah mungkin di batu nisan orang yang telah mati dituliskan “Rest in Peace”, disingkat RIP. Bahwa kematian adalah suatu peristirahatan menuju kedamaian. Damai adalah kelanjutan dan padanan dari mati, karena kematian akan menuju kedamaian. Dan kedamaian adalah dambaan setiap orang, yang jika tidak ditemukan di dunia orang hidup, mungkin bisa ditemukan di “dunia” orang mati.

Orang yang telah mati juga dikatakan “telah meninggal dengan tenang”. Tentunya semua berkeyakinan, walaupun kadang tidak tahu karena bersifat sangat subyektif, bahwa orang yang akan mati “pasti” akan mati dengan tenang. Tidak pernah dikatakan “telah meninggal dengan terburu-buru” atau “telah meninggal dengan marah”, karena ketenangan adalah wajah suatu kematian. Dan walaupun orang yang mati telah mati dengan cara yang dan kondisi yang “tidak tenang”, tentunya mereka yang belum mati mengatakan hal yang lain : telah meninggal dengan tenang. Mungkin ada yang ditakutkan. Mungkin juga tidak siap untuk mati, dan mungkin juga berhubungan dengan kepercayaan.

Tetapi, saya yakin walaupun keyakinan saya ini mungkin juga pengambilan kesimpulan relalu dini, bahwa semua orang ingin kematian bisa dijalani melalui cara yang indah. Beradab dan bukan biadab, “terencana” dan bukan “di luar rencana”. Tentunya bagi orang yang akan mati, cara untuk mati itu sangat penting. Sekali lagi, agar dia bisa menghadapinya dengan tenang. Bagi orang lain juga penting. Tetapi yang ini punya banyak alasan. Ada dengan alasan emosi, keluarga, dan bahkan dengan alasan hak asasi manusia. Tetapi saya yakin, sekali lagi dengan penarikan kesimpulan dini yang sama, bahwa setiap orang didunia ini pasti ingin mati dengan indah, terhormat dan beradab. Caranya bisa berbeda-beda tiap orang. Juga kategori mati dengan cara yang tidak indah, tidak terhormat dan tidak beradab.

Tetapi itulah yang terjadi. Setiap orang bisa merencanakan setiap detail dalam kehidupannya. Mungkin karena dia jagoan dalam hal perencanaan atau jagoan meramal. Tetapi orang tidak akan pernah bisa merencanakan dan meramal kapan dia akan mati dan seperti apa kematian yang harus dilakoninya itu. Semua serba misteri, sama dengan misteri sesudah mati. Dan kematian, dalam kepercayaan sebagian orang, adalah awal dari suatu kehidupan. Kehidupan setelah mati yang diyakini akan damai dan penuh dengan ketenangan.

PANDANGAN HIDUP ISLAM

Posted: June 3, 2011 in curhatan

Keragaman budaya bangsa Indonesia diungkapkan dengan kalimat Bhinneka Tunggal Ika yang mengandung arti, meskipun bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya dan bahasa, tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia itu satu sebagai bangsa.
Secara konsepsional, keragaman budaya itu merupakan aset bangsa, oleh karena itu perbedaan tidak harus dipersoalkan, sepanjang perbedaan itu dalam kerangka persatuan. Pancasila sering disebut sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Artinya nilai-nilai dari sila-sila Pancasila memang digali dari khazanah kebudayaan bangsa. Dari itu maka setiap pandangan hidup warga bangsa dijamin eksistensinya. Setiap warga negara dijamin oleh Undang-Undang untuk menjalankan agamanya sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Dalam perjalanan bangsa, pandangan Komunismepun pernah diakomodir dalam poros Nasakom. Hanya karena kesalahan PKI yang menggunakan kekerasan dalam peristiwa G.30.S lah yang menyebabkan faham komunis terlarang secara konstitusional di Indonesia.
Data sejarah bangsa menunjukkan bahwa aspirasi Islam sebagai way of life tak pernah berhenti terlibat dalam pergumulan ideologis, termasuk dalam proses perumusan UUD 45, dan kesemuanya berjalan sangat wajar karena mayoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam. Oleh karena itu tak bisa dipungkiri bahwa di dalam Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya terkandung butir-butir pandangan hidup Islam.
Berbicara mengenai Islam sebagai pandangan hidup dapat terungkap jika kita dapat memahami masalah HIDUP yang pada garis besarnya meliputi tiga permasalahan, yaitu (a) pandangan hidup, (b) Pola Hidup, dan (c) Etika hidup.
Pandangan Hidup umat manusia sepanjang sejarahnya mencatat banyak ragam pandangan hidup, baik yang dikenal sebagai filsafat maupun yang dikenal sebagai ajaran leluhur, maupun yang dikenal sebagai agama/ajaran Tuhan. Dalam Islam, pandangan hidup itu disebut aqidah (suatu keyakinan yang mengikat batin manusia). Karena mengikat batin maka aqidah menjadi pegangan hidup. Aqidah Islam memperkenalkan kepada manusia tentang Tuhan, tentang alam raya dan tentang makhluk manusia, di mana setiap individu termasuk di dalamnya.
Semua manusia secara naluriah mengenal dirinya dan alam sekitarnya sampai kepada alam raya. Secara naluriah manusia juga mengenal Tuhan (sekalipun dalam berbagai macam persepsi) dan pengenalannya itu saat menjadi keyakinan, memberikan pandangan hidup tertentu yang dijadikannya pegangan hidup bagi dirinya. Pandangan hidup yang diajarkan Islam menjelaskan kepada manusia bahwa ke-HIDUP-an itu adalah sesuatu yang amat mulia dan amat berharga. Hidup yang dianugerahkan Allah kepada manusia merupakan modal dasar untuk memenuhi fungsinya dan menentukan harkat dan martabatnya sendiri.
Oleh karena itu pesan-pesan al Qur’an dan hadis Rasulullah sendiri memberikan banyak peringatan kepada manusia supaya menggunakan modal dasar tersebut secermat mungkin dan jangan sekali-kali menyia-nyiakannya, karena ia sangat terbatas, baik waktunya maupun ruangnya. Lebih jauh lagi dijelaskan tentang adanya dua jenis ke-HIDUP-an, yaitu kehidupan manusia di bumi yang sangat terbatas ruang dan waktunya, dan karena keterbatasannya itu ia tidak bersifat kekal abadi, namun sifatnya nyata sehingga setiap orang mudah mengenalnya dan merasakannya.
Pada dasarnya kehidupan ini menyenangkan bagi manusia, karena bumi dan alam sekitarnya sudah dipersiapkan sedemikian rupa oleh Allah untuk mendukung kehidupan manusia. Ciri kesenangan inilah kemudian mendominasi pandangan hidup kebanyakan orang sehingga menjadikan “kesenangan” itu sebagai identifikasi dari kehidupan itu sendiri. Pandangan yang demikian itu direkam dalam surah al Hadid; di mana digambarkan bahwa yang dianggap kehidupan yang sesungguhnya ialah; permainan, senda gurau, kemegahan, perlombaan memperkaya diri, dan memperbanyak keturunan/pendukung (Q/57:20). Hal ini lebih diperjelas dalam surat Ali `Imran dimana digambarkan bahwa manusia menjadi tertarik mencintai segala yang menggiurkan, di antaranya; wanita-wanita, putera-puteri, emas dan perak yang bertumpuk-tumpuk, kendaraan pilihan, ternak dan sawah ladang. Semua itu adalah kenyataan-kenyataan yang sudah sangat dikenal oleh semua manusia, dan sebagian mereka sempat merasakan nikmatnya.
Pada dasarnya hal itu semua tidak pada tempatnya untuk dibenci atau diremehkan, karena kesemuanya itu adalah sebahagiaan dari nikmat Allah yang dipersiapkan untuk mendukung kehidupan manusia. Namun pemanfaatannya harus sesuai dengan petunjuk penggunaannya, dan ini terkait dengan pola hidup.
Selanjutnya jenis kehidupan lain yang diperkenalkan Islam adalah kehidupan di alam akhirat yang mutunya lebih tinggi, karena tidak terbatas dan bersifat kekal abadi. Segala kenikmatan yang ada di dalam kehidupan akhirat adalah lebih sempurna. Kedua jenis kehidupan tersebut itu bukan berdiri sendiri-sendiri, tetapi yang kedua merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari yang pertama. Alam akhirat merupakan tempat dan saat perhitungan akhir, dan penentuan nilai tetap bagi setiap manusia yang pernah menjalani kehidupan di alam dunia. Alam akhirat bukan lagi tempat dan waktu bekerja dan berbuat, tetapi hanyalah tempat dan saat menerima hasil akhir kerja dan perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu selama kita hidup di bumi ini. Dengan demikian, nyatalah bahwa kehidupan sebelumnya itu (yakni di dunia) sangat penting artinya. Kesempatan bekerja dan berbuat hanyalah didapatkan dalam kehidupan di alam dunia ini saja. Jadi benar-benarlah bahwa kehidupan di alam dunia ini merupakan modal dasar bagi manusia.

Agama, khususnya agama-agama samawi, mengajarkan bahwa ada kehidupan sesudah kematian. Kematian adalah awal dari satu perjalanan panjang dalam evolusi manusia, di mana
selanjutnya ia akan memperoleh kehidupan dengan segala macam kenikmatan atau berbagai ragam siksa dan kenistaan.

Kematian dalam agama-agama samawi mempunyai peranan yangsangat besar dalam memantapkan akidah serta menumbuhkembangkan semangat pengabdian. Tanpa kematian, manusia tidak akan berpikir tentang apa sesudah mati, dan
tidak akan mempersiapkan diri menghadapinya. Karena itu, agama-agama menganjurkan manusia untuk berpikir tentang kematian. Rasul Muhammad Saw., misalnya bersabda,
“Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan duniawi(kematian).”

Dapat dikatakan bahwa inti ajakan para Nabi dan Rasu lsetelah kewajiban percaya kepada Tuhan, adalah kewajiban percaya akan adanya hidup setelah kematian.

Dari Al-Quran ditemukan bahwa kehidupan yang dijelaskannya bermacam-macam dan bertingkat-tingkat. Ada kehidupan tumbuhan, binatang, manusia, jin, dan malaikat, sampai ke tingkat tertinggi yaitu kehidupan Yang Mahahidup dan
Pemberi Kehidupan. Di sisi lain, berulang kali ditekankannya bahwa ada kehidupan di dunia dan ada pula kehidupan di akhirat. Yang pertama dinamai Al-Quran al-hayat ad-dunya (kehidupan yang rendah), sedangkan yang kedua dinamainva al-hayawan (kehidupan yang sempurna).

“Sesungguhnya negeri akhirat itu adalah al-hayawan (kehidupan yang sempurna”
(QS Al ‘Ankabut [29]: 64).

Dijelaskan pula bahwa,

“Kesenangan di dunia ini hanya sebentar, sedang akhirat lebih baik bagi orang-orang bertakwa, dan kamu sekalian (yang bertakwa dan yang tidak) tidak akan dianiaya sedikitpun
(QS Al-Nisa’ 14]: 77)

Di lain ayat dinyatakan,

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa jika dikatakan kepada kamu berangkatlah untuk berjuang di jalan Allah, kamu merasa berat dan ingin tinggal tetap di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini dibanding dengan akhirat (nilai kehidupan duniawi dibandingkan dengan nilai kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit (QS At-Tawbah [9]: 38).

Betapa kehidupan ukhrawi itu tidak sempurna, sedang di
sanalah diperoleh keadilan sejati yang menjadi dambaan
setiap manusia, dan di sanalah diperoleh kenikmatan hidyang tiada taranya.
Satu-satunya jalan untuk mendapatkan kenikmatan dan kesempurnaan itu, adalah kematian, karena menurut Raghib
Al-Isfahani:

“Kematian, yang dikenal sebagai berpisahnya ruh dari badan, merupakan sebab yang mengantar manusia menuju kenikmatan abadi. Kematian adalah perpindahan dari satu negeri ke negeri yang lain, sebagaimana dirtwayatkan bahwa, “Sesungguhnya kalian diciptakan untuk hidup abadi, tetapi kalian harus berpindah dan satu negen ke negen (yang lain) sehingga kalian menetap di satu tempat.” (Abdul Karim AL-Khatib, I:217)

Kematian walaupun kelihatannya adalah kepunahan, tetapi pada hakikatnya adalah kelahiran yang kedua. Kematian manusia dapat diibaratkan dengan menetasnya telur-telur. Anak ayam yang terkurung dalam telur, tidak dapat mencapai kesempurnaan evolusinya kecuali apabila ia menetas. Demikian juga manusia, mereka tidak akan mencapai kesempurnaannya kecuali apabila meninggalkan dunia ini (mati).

Ada beberapa istilah yang digunakan Al-Quran untuk menunjuk kepada kematian, antara lain al-wafat (wafat), imsak (menahan).

Dalam surat Al-Zumar (39): 42 dinyatakan bahwasanya,

“Allah mewafatkan jiwa pada saat kematiannya, dan jiwa orang yang belum mati dalam tidurnya, maka Allah yumsik (menahan) jiwa yang ditetapkan baginya kematian, dan melepaskan yang lain (orang yang tidur) sampai pada batas waktu tertentu.”

Ar-Raghib menjadikan istilah-istilah tersebut sebagai salah satu isyarat betapa Al-Quran menilai kematian sebagai jalan menuju perpindahan ke sebuah tempat, dan keadaan yang lebih mulia dan baik dibanding dengan kehidupan dunia. Bukankah kematian adalah wafat yang berarti kesempurnaan serta imsak yang berarti menahan (di sisi-Nya)?

Memang, Al-Quran juga menyifati kematian sebagai musibah malapetaka (baca surat Al-Ma-idah [5]: 106), tetapi agaknya istilah ini lebih banyak ditujukan kepada manusia yang durhaka, atau terhadap mereka yang ditinggal mati. Dalam arti bahwa kematian dapat merupakan musibah bagi orang-orang yang ditinggalkan sekaligus musibah bagi mereka yang mati tanpa membawa bekal yang cukup untuk hidup di negeri seberang.

KESUSASTRAAN

Posted: June 3, 2011 in curhatan

Sastra (Sansakerta शास्त्र, shastra) merupakan serapan dari bahasa sansakerta, śāstra, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar śās-yang berarti “instruksi” atau “ajaran”. Dalam bahasa Indonesia, kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Tetapi kata “sastra” bisa pula merujuk kepada semua jenis tulisan, apakah ini indah atau tidak.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu. (Selengkapnya buka wikipedia)

Kata “kesusastraan” berasal dari kata “susastra”. Awalan ke- dan akhiran -an dalam kata ”kesusastraan” mengandung arti tentang atau hal. Sedangkan kata “susastra” berasal dari kata dasar “sastra” yang berarti tulisan. Awalan su- dalam kata ini berarti baik atau indah. Dengan demikian, secara etimologi kata “kesusastraan” berarti pembicaraan tentang berbagai tulisan yang indah bentuknya dan mulia isinya (hal 1).
Sejarah kesusastraan Indonesia digolongkan berdasarkan waktu dan bentuk. Dari segi waktu, periode kesusastraan Indonesia secara garis besar dibagi dalam dua masa, yaitu masa klasik (purba, Hindu, dan Islam) dan masa modern (Balai Pustaka, Pujangga Baru, Angkatan 45, Angkatan 66, dan Angkatan kontemporer).
Berdasarkan bentuk, kesusastraan Indonesia digolongkan menjadi prosa, puisi, dan drama. Prosa dibagi dalam tiga periode, yaitu prosa lama (dongeng, legenda, mite, hikayat, tambo, fable, dan lain-lain), prosa peralihan (biografi, otobiografi, riwayat perjalanan, dan hikayat), dan prosa baru (roman, novel, cerpen, dan prosa liris).
Sementara itu, puisi dibagi dalam dua kategori, yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi lama meliputi bidal, pantun, gurindam, seloka, syair, mantra, dan lain-lain. Sedangkan puisi baru meliputi soneta, puisi bebas, dan puisi kontemporer.
Hal yang sama juga terjadi pada drama. Drama dibagi dalam dua jenis, yaitu drama lama dan baru. Drama lama meliputi ketoprak, opera, wayang, ludruk, reog, dan randai. Adapun yang termasuk drama baru di antaranya adalah sandiwara, fase, komedi, tragedi, pantomim, dan lain-lain.

Kesusastraan dapat kita artikan sebagai sebuah tulisan, ataupun sebuah karya yang memiliki arti dan suatu keindahan sendiri. Biasa’nya kita itu akrab’nya bukan dengan kata kesusastraan, melainkan dengan kata satra. Kata “sastra” itu berasal dari kata kata serapan yang berasal dari kata sansekerta, yang dapat di artikan sebagai “suatu teks yang mengandung suatu intruksi ataupun mengandung suatu pedoman. Kata “sas” itu arti’nya suatu instruksi atau suatu ajaran. Ada beberapa kategori-kategori yang di miliki oleh Sastra, diantara’nya ada, Novel, Cerpen, Syair, Pantun, Drama, Lukisan/Kaligrafi. Disini asaya akan menjelaskan satu persatu mengenai kategori-kategori yang dimiliki oleh Sastra itu sendiri.
• Novel merupakan sebuah karya fiksi prosa (suatu jenis cerita yang di dalam’nya berisi sebuah kejadian yang tidak terjadi, atau dapat di artikan sebagai karangan belaka saja), yang bersifat naratif.
• Cerpen, merupakan singkatan dari cerita pendek, cerpen ini merupakan bentuk dari prosa naratif fiktif, cerpen ini cenderung lebih singkat karena di dalam cerpen ini hanya mengandalkan, tokoh, plot, tema, bahasa, dan insight.
• Syair itu termasuk dalam golongan puisi lama.
• Pantun ternyata juga massih dalam golongan puisi lama, biasa’nya pantu ini di gunakan apa bila sedang diadakan acara lamaran, tetapi d jaman sekarang ini pantun tidak hanya di gunakan pda saat-saat tertentu saja, sekarang pantun sudah di jadikan sebagai bahan lawakan.
• Drama itu merupakan suatu karya sastra yang di dalam’nya terdapan tokoh-tokoh yang akan memainkan suatu cerita di dalam’nya.
• Lukisan itu merupakan karya seni yang untuk membuat’nya dengan cara mengambarkan’nya di dalam suatu kanfas.
• Kligrafi itu biasa’nya di tuliskan dalam bahasa arab yang memiliki arti tertentu.
Sebenar’nya masih banyak sekali “Sastra” yang dimiliki oleh negara kita, dan yang paling saya senangi dari beberapa kategori karya sastra yang sudah di jelaskan sebulum, adalah karya sastra drama, karna apabila kita menyaksikan suatu drama kita akan merasakan dimana klimaks dan antiklimaks’nya.

Harapan Hidup Pengidap HIV

Posted: June 3, 2011 in curhatan

HIV /Aids merupakan salah satu penyakit yang belum ditemukan obatnya sampai sekarang. Virus yang ada di dalam tubuh penderita ini tidak bisa keluar, sehingga seseorang harus mengonsumsi obat ARV (Antiretroviral) seumur hidup dan tepat waktu. Selain minum obat seumur hidup, biaya pengobatannya pun tidak kecil, belum lagi risiko efek samping dari obat-obatan kimia tersebut. Kalau minum obatnya tidak teratur dan rutin, obat yang sudah diminum sebelumnya akan berbalik melawan tubuh yang sudah dalam kondisi lemah akibat virus mematikan tersebut. Bagaimana solusinya agar tidak minum obat seumur hidup?

Tahukah Anda manggis memiliki khasiat sempurna untuk membantu mengobati pasien penderita HIV/Aids? Berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli di Eropa dan Amerika Serikat terhadap manggis, menghasilkan kesimpulan akhir bahwa khasiat manggis mampu memperpanjang usia seorang penderita HIV/Aids.

Manggis yang terkenal dengan sebutan ratu segala buah tersebut ternyata paling banyak tumbuh di Indonesia. Manggis ditransformasikan ke dalam sebuah medium yang tersentuh teknologi moderen. Out putnya adalah XAMthone plus, the miracle of nature. Produk Indonesia yang membanggakan.

Membantu menyembuhkan berbagai penyakit berat seperti kanker, jantung, stroke, diabetes, HIV/Aids, dll. Kenapa harus minum XAMthone plus?HIV (human immunodeficiency virus) adalah retrovirus yang menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia, terutama sel T CD4 dan makrofaga yang merupakan komponen vital dari sistem kekebalan tubuh. Hal inilah yang membuat ODHA (Orang Hidup Dengan HIV & Aids) memiliki sistem kekebalan tubuh lemah dan mudah terkena infeksi. Oleh sebab itu seseorang harus mengonsumsi XAMthone plus setiap hari untuk mempertahankan kekebalan tubuhnya.

Dengan demikian reaksi yang akan timbul bagi si penderita membantunya untuk lebih sehat, lebih segar, lebih enak dan lebih baik tentunya. “XAMthone plus mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menjaganya serta menurunkan jumlah virus, bukan saja menurunkan jumlah virus tetapi membunuh bakteri yang disebabkan oleh virus, dalam arti mencegah agar virus tidak berkembang biak secara membabi buta,” Leonard Franklin seorang pemerhati Aids di Bandung Jawa Barat.

Dengan tingkat keyakinan yang tinggi dan berdasarkan penelitian para ahli manggis di dunia, XAMthone plus patut diprioritaskan menjadi harapan hidup sehat dan bahagia bagi para penderita HIV/Aids di seluruh dunia. KNP.

Kerja keras para ilmuwan dunia mengembangkan terapi antiretroviral guna memperpanjang harapan hidup pasien HIV ternyata tak sia-sia. Kemajuan di bidang pengobatan HIV sejak akhir 1990-an mampu meningkatkan angka harapan hidup pasien HIV hingga rata-rata 13 tahun, demikian dilaporkan sebuat riset terbaru.

Menurut para ahli, seperti dilaporkan jurnal The Lancet, kemajuan ini dapat diartikan bahwa HIV sekarang bisa disejajarkan dengan jenis penyakit kronis seperti diabetes.

Tim peneliti, terdiri dari ilmuwan Eropa dan Amerika Utara yang tergabung dalam Antiretroviral Therapy Cohort Collaboration, mengambil kesimpulan tersebut setelah meriset 43.000 pasien pengidap HIV. Hasil studi menemukan, seseorang yang diagnosa HIV di usia 20 tahun saat ini diharapkan mampu bertahan hidup hingga 70 tahun.

Secara keseluruhan, angka harapan hidup meningkat dengan rata-rata 13 tahun antara 1996 -2005 dan akan terus meningkat seiring dengan perbaikan dan penemuan baru di bidang terapi.

Professor Jonathan Sterne, anggota Antiretroviral Therapy Cohort Collaboration yang berasal dari Universitas Bristol, Inggris mengatakan: “Ada sebuah revolusi dalam terapi obat untuk HIV sejak 1996. Hal itu telah mengubah HIV secara cepat dari penyakit mematikan menjadi satu penyakit dengan rata-rata kematian seperti diabetes. Tiba-tiba kami dapat menghentikan replikasi virus dan mengembalikan sistem kekebalan,” ujarnya.

Meskipun kabar ini menggembirakan, para peneliti memperingatkan bahwa angka harapan ini masih terlalu rendah untuk populasi yang lebih luas di mana angkanya mencapai sekitar 80 tahun.

Terapi menggunakan antiretroviral dilakukan dengan memberikan obat kepada pasien HIV yang berfungsi untuk melawan infeksi dengan cara memperlambat replikasi virus dalam tubuh. Metode terapi ini diperkenalkan pada 1990-an, dan sejak itu terbukti menjadi cara yang efektif dan dapat ditoleransi dengan lebih baik oleh pasien.

Dalam studinya, peneliti menghitung angka harapan hidup dalam tiga periode setelah pengenalan obat-obat antiretroviral – yakni 1996-9, 2000-2 and 2003-5 – di negara-negara yang berpendapatan tinggi.

Tercatat 2.000 pasien meninggal selama periode penelitian. Riset menemukan, meskipun pasien didiagnosa HIV di usia 20 tahun pada era 1990-an diperkirakan mampu hidup 36 tahun, harapan hidupnya meningkat lagi selama 13 tahun menjelang 2003-5

A. PENDEKATAN KESUSASTRAAN
IBD, yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari the humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus.
Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam the humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan keadaan dan waktu. Pada umumnya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, dan, sebaginya. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang menterjemahkan mengjadi pengetahuan budaya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.

B. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
A. Prosa lama meliputi
1. dongeng-dongeng
2. hikayat
3. sejarah
4. epos
5. cerita pelipur lara
B. prosa bane meliputi
1. cerita pendek
2. roman/novel
3. biografi
4. kisah
5. otobiografi

C. NILAI-NILAI DALAM PROM FIKSI
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
2. Prosa fiksi memberikan informasi
3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan

MANUSIA DAN HARAPAN

Posted: May 31, 2011 in rangkuman

Pengertian harapan

Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya terjadi.

Apa Sebab Manusia Punya Kepercayaan?

Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup. Tidak ada satu pun manusia yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah-tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup berkembang baik fisik maupun mental spiritualnya.

Kepercayaan

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal yang berhubungan dengan pengakuan akan kebenaran. Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.

Dalam hal beragama tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.

Berbagai kepercayaan dan usaha meningkatkannya

Kepercayaan itu dibedakan atas :

Kepercayaan pada diri sendiri

Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa.

Kepercayaan pada orang lain

Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada sauodara, orang tua, guru, atau siapa saya.

Kepercayaan pada pemerintah

Manusia sebagai warga negara harus percaya kepada negara dan pemerintah tentunya.

Kepercayaan pada Tuhan

Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya.

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

Posted: May 31, 2011 in rangkuman

Pengertian Pandangan Hidup

Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup banyak seklai macamnya. Tetapi pandangan hidup diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu 3 macam :

Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
Pandangan hidup hasil yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.

Cita-cita

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Bila cita-cita itu belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.

Kebajikan

Kebajikan atau perbuatan yang mengundang kebaikan pada hakekatnya smaa dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma agama dan etika.

Sebagai makhluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik burukditentukan oleh suara hati. Suara hati selalu memilih yang terbaik.

Usaha / Perjuangan

Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat setiap manusia.

Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan.

Keyakinan / Kepercayaan

Yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan.

Langkah-Langkah Berpandangan Hidup Yang Baik

Manusia pasti memunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup itu bergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman, dan sebagainya.

Akan tetapi yang terpenting, seharusnya kita mempunyai langkah-langkah berpandangan hisup ini. Karena hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan hidup pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik.